Virenial – Belum genap satu bulan di awal tahun 2021 ini, sederet bencana alam maupun non-alam datang silih berganti.
Bencana dan peristiwa di awal tahun ini tentu saja meninggalkan duka serta menimbulkan korban jiwa yang tidak sedikit jumlahnya.
Berikut ini, Virenial telah merangkum sederet bencana yang telah terjadi di awal tahun 2021.
Tanah Longsor di Sumedang

Bencana tanah longsor terjadi di Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Sumedang, Jawa Barat setelah tebing setinggi 20 meter di Dusun Bojong Kondang longsor akibat intensitas hujan yang tinggi pada 9 Januari 2021.
Material lonsor menimpa 14 rumah di bawahnya serta menyebabkan korban jiwa karena tertimbun longsor.
Dilansir dari Kompas.com, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumedang bersama Basarnas Bandug terus melakukan upaya pencarian.
Berdasarkan perkembangan terbaru yang dilporkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), jumlah korban meninggal yang berhasil ditemukan hingga Minggu (17/1/2021) sudah mencapai 28 orang.
Sementara itu 12 orang yang lain masih dinyatakan hilang dan menjadi target pencarian tim gabungan.
Jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air SJ-182

Pesawat Sriwijaya Air penerbangan SJ 182 jatuh di perairan Kepulauan Seribu pada 9 Januari 2021.
Pesawat dengan rute penerbangan Cengkareng-Pontianak itu hilang kontak 4 menit setelah lepas landas dan dipastikan jatuh di wilayah perairan Kepulauan Seribu.
Hingga saat ini, tim yang melakukan operasi pencarian telah menemukan banyak serpihan dan bongkahan badan pesawat, benda-benda milik korban, bahkan sejumlah potongan tubuh manusia.
Dari total 62 orang yang ada di atas pesawat tersebut, 17 di antaranya telah berhasil teridentifikasi oleh tim DVI dari pihak kepolisian dan diserahkan kepada pihak keluarga masing-masing.
Sementara itu korban yang belum ditemukan masih terus dilakukan pencarian oleh tim gabungan yang terdiri dari berbagai elemen, mulai dari Basarnas, TNI/Polri, hingga relawan.
Banjir di Kalimantan Selatan

Bencana alam lainnya seolah datang silih berganti di wilayah lain di Indonesia. Saat longsor dilaporkan memakan korban jiwa di Sumedang, sejumlah wilayah di Kalimantan Selatan (Kalsel) juga direndam banjir.
Tidak hanya satu dua wilayah saja, banjir ini bahkan menggenangi 8 wilayah kabupaten/kota yang ada di provinsi yang beribu kota Banjarmasin itu, termasuk Kota Banjarmasin.
Berdasarkan data dari BNPB, banjir tersebut diakubatkan oleh tingginya intensitas hujan yang mengguyur wilayah Kalimantan Selatan sejak Minggu (13/1/2021).
Ketinggian banjir bervariasi mulai dari 1 hingga 3 meter. Puluhan ribu warga terpaksa dievakuasi ke lokasi yang lebih aman, karena rumah mereka terendam oleh air.
Gempa Sulawesi Barat

Selanjutnya, gempa yang mengguncang daerah Mamuju dan Majene menjadi salah satu bencana yang juga terjadi di awal 2021.
Gempa pertama terjadi pada Kamis. 14 Januari 2021 siang waktu setempat dengan kekuatan M 5,9. Kemudian gempa kedua dengan kekuatan lebih besar kembali mengguncang pada dini hari keesokan harinya.
Gempa kedua mengakibatkan banyak kerusakan bangunan, baik fasilitas umum maupun rumah-rumah warga.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut adanya potensi gempa susulan dengan kekuatan yang sama besar dan bisa saja menimbulkan gelombang tsunami.
Hingga Minggu (17/1/2021), tim yang melakukan evakuasi telah menemukan 56 orang meninggal. Berdasarkan data Pusat Pengendali Operasi BNPB, 47 orang dari Kabupaten Mamuju, sementara 9 lainnya berasal dari Kabupaten Majene.
Erupsi Gunung Semeru

Terakhir, Gunung Semeru yang yang terletak di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, erupsi pada Sabtu (16/1/2021) sore sekitar pukul 17.24 WIB.
Berdasarkan pemberitaan Kompas.com (16/1/2021), letusan ini menyebabkan munculnya awan panas dengan jarak luncur mencapai 4,5 kilometer.
Berdasarkan pengamatan visual, asap meluncur ke arah tenggara. Akibat dari aktivitas vulkanik ini, kini sejumlah wilayah diguyur hujan abu vulkanik Gunung Semeru.
Sementara itu, Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kasbani menyebut gunung tertinggi di Pulau Jawa ini masih berstatus level II atau ‘Waspada’.
Untuk masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi arah luncuran awan panas diimbau untuk waspada terhadap segala potensi bencana yang dapat terjadi.